20141028

selingkuh di bali hampir diarak masa

hati-hati kalau mau selingkuh, niat mau gituan sama bini  orang malah ketahaun sama warga, alih-alih mau dapat enak nyalurin birahi malah dapat malu ga ketulungan .
--
Apes bagi pasangan Ahmad dan Lina, niat mau melampiaskan hasrat rindu dan birahi, mereka malah harus berurusan dengan hukum adat. Mereka dihukum oleh masyarakat desa lantaran bukan pasangan resmi melainkan pasangan selingkuh. Mereka tepergok saat sedang indehoi dalam kamar kos milik Lina. Warga yang geram pun langsung menggiring mereka ke balai desa untuk dikenakan sanksi.

Setelah dibawa ke balai desa, masyarakat beserta para tokoh desa sepakat memberikan sanksi kepada pasangan yang sudah sama-sama menikah ini untuk menggelar upacara percaruan (upacara buang sial desa). Pasangan ini tertangkap saat pihak kelurahan dan perangkat desa sedang menggelar razia rutin.

Razia kependudukan di rumah kos Lingkungan Banjar Tengah, Negara Kabupaten Jembrana ini ditujukan untuk menjaring sejumlah penduduk pendatang yang masuk ke wilayah masyarakat supaya tidak menimbulkan masalah. Selain pasangan selingkuh yang sedang mesum tersebut, pihak kelurahan dan perangkat desa juga menjaring penduduk tanpa identitas.

cewek ini bukan pelaku, cuma buat pemanis aja


Bendesa Banjar Tengah I Ketut Sujana yang memimpin pelaksanaan ini menyebutkan bahwa kegiatan ini rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Namun terkait adanya isu ISIS, untuk saat ini rutin hampir setiap minggu dilakukan pemeriksaan. "Sasaran kita khusus ke rumah kos," kata Jero Bendesa, Jumat (19/9).

Soal pasangan selingkuh ini kata Jero Bendesa, selain sanksi adat, mereka dikenakan denda Rp 1 juta dan diwajibkan membiayai pecaruan di Desa Pakraman. "Inikan perbuatan yang bikin leteh (kotor) desa, mereka wajib membersihkannya dari kekotoran yang telah diperbuat di desa kami," terang Jero Bendesa.

Menariknya, kata Jero Bendesa saat memeriksa pasangan selingkuh ini keduanya menangis dihadapan pemuka adat. Ini setelah pemuka adat meminta denda sebesar Rp 1,5 juta. Karena memelas dan dirasa terlalu berat, akhirnya dikurangi menjadi Rp 1 juta. "Mereka menyanggupi untuk biaya upacara percaruan desa. Dan berjanji untuk tidak lagi melakukan hubungan ini," Terangnya.

Bahkan saat didudukan di balai desa Banjar Tengah, warga sempat menginginkan kedua pasangan mesum ini diarak keliling desa. Tujuannya untuk pembelajaran pada warga yang ingin mencoba perbuatan perselingkuhan di desa. "Saya melihat dari sisi kemanusiaan dan privasi mereka. Cukuplah dengan melakukan upacara percaruan saja," Tegas Jero Bendesa.

Posted by:

0 komentar: